Saturday, October 17, 2009

Kedzaliman diri

penulis asmaul chusna |


Bismillah...

Adakalanya manusia itu menjadi sangat bodoh. Betapa tidak, pikiran dan nuraninya yang senantiasa menyuruh pada kebenaran, bisa dikalahkan oleh yang namanya perasaan. Memang Allah menciptakan manusia lengkap dengan pikiran dan akal. Akan tetapi, pada saat manusia itu terkalahkan oleh perasaannya sendiri dengan mengabaikan kebenaran yang telah datang pada dirinya. Maka jelas, dia telah dzalim pada dirinya sendiri. Dan Allah tidak menyukai orang yang dzalim, an sich pada dirinya sendiri.


Banyak sekali hikmah yang bisa kita dapatkan saat kita menginstropeksi diri kita sendiri. Betapa kegagalan, keterpurukan dan kejadian buruk lain yang pernah kita alami, sebenarnya adalah balasan yang diberikan Allah atas apa yang kita lakukan sendiri. Apa yang kita lakukan pada diri kita sendiri itulah yang mendatangkan taqdir Allah. Setiap taqdir baik maupun taqdir buruk, semuanya adalah refleksi dari sikap kita terhadap diri kita dan Allah. Mengapa begitu?

Allah menyatakan dalam hadits qudsi yang cukup panjang yang diriwayatkan Imam Muslim (2577);

Dari Sa’id bin Abdul Aziz, dari Rabi’ah bin Yazid, dari Abu Idris bin Khaulani, dari Abu Dzarr Jundub bin Junadah ra. Dari Nabi SAW, bahwasanya Allah berfirman;
“....Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya semua itu adalah amal perbuatan kalian, dan semua itu akan Aku perhitungkan untuk kalian, dan akan Aku berikan balasan yang sempurna kepada kalian atasnya. Oleh karena itu, barangsiapa mendapatkan kebaikan, maka hendaklah dia memuji Allah. Dan barangsiapa yang mendapatkan selain dari itu, hendaklah dia tidak mencela kecuali dirinya sendiri.”

Semuanya dikarenakan manusia diberikan karunia oleh Allah berupa akal dan pikiran yang membuat manusia bebas berbuat dan memilih perbuatan yag dikehendakinya. Dan dia akan dihisab atas perbuatan yang dikerjakannya dan dicela atas pengabaiannya terhadap hak Allah. Manusia diberikan kebebasan untuk fujuur (durhaka) atau taqwa sesudah kebenaran dari Allah datang padanya. Semuanya terserah kita, karena ketaqwaan maupun kedurhakaan kita tidak mengurangi Kemuliaan dan Kekuasaan Allah. Allah yang Maha Luas Rahmatnya akan tetap menghargai kita sebagai makhluqNya. Hanya saja kedurhakaan, kemaksiatan dan kedzaliman kita pada diri kita sendiri, pada orang lain bahkan pada Allah tidak akan diabaikan begitu saja. Allah hanya menundanya beberapa waktu saja sehingga Allah menghitung amal perbuatan itu dan selanjutnya akan diberikan balasan atasnya.

Lalu, jika Allah telah menentukan janjiNya yang pasti, apakah kita ini masih saja memperturutkan perasaan kita saat pikiran dan akal telah menyuarakan kebenaran Allah?? Apakah kita masih hanya memperturutkan apa yang kita sukai padahal itu adalah hal yang dibenci Allah?? Apakah kita masih saja berbuat dzalim pada Allah dan diri sendiri dengan melupakan hak-hak Allah dan hak-hak jasad -jiwa yang diciptakan Allah ini?? Sungguh merugilah kita yang tidak menyadarinya. Padahal setiap ruas tulang kita memiliki hak untuk diibadahkan pada Allah, setiap lintasan pikiran yang kita pikirkan punya hak untuk diarahkan pada niat ibadah lillah...

Dari Abu Dzarr ra, bahwa Rosulullah SAW bersabda: “ Bagi masing-masing persendian (ruas) dari anggota tubuh salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan shodaqahnya. Setiap tasbih adalah shodaqah, setiap tahmid adalah shodaqah, setiap tahlil adalah shodaqah, setiap takbir adalah shodaqah, menyuruh berbuat baikpun juga shodaqah, dan mencegah kemungkaran shodaqah. Dan semua itu bisa diganti dengan dua rakaat shalat dhuha” (HR. Muslim[720])

Ya Allah, Engkaulah Robb-ku, tiada yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau menciptakan aku dan aku adalah hambaMu. Aku berada di atas janjiMu, semampuku. Aku mohon perindungan dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku Ya Allah... maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa melainkan Engkau.

Allahu a’lam bish showwab

Silent room,
Malang, Oct 14th 2009

2 komentar:

mbah jiwo said...

saking silentnya, sampai tidak terdengar lagi...

asmaul chusna said...

hehehe..
maap mbah..
lagi nyepi neh.. biasa golek wangsit

My Readers