Thursday, June 25, 2009

Membahas Amalan Bulan Rajab

penulis asmaul chusna |

Dear Friends,

Berikut ada beerapa amalan yang harus kita pertimbangkan untuk tidak kita amalkan berkaitan dengan tidak ada asalnya menurut Islam ataupun ada asalnya namun memiliki derajat lemah atau palsu.

Pertama : Shalat 20 rakaat setelah Sholat Maghrib di malam pertama bulan Rajab

Sumber Hadits : "Barangsiapa shalat Maghrib di malam pertama bulan Rajab, kemudian shalat sesudahnya dua puluh raka’at, setiap raka’at membaca al-Fatihah dan al-Ikhlash serta salam sepuluh kali. Kalian tahu ganjarannya? Sesungguhnya Jibril mengajarkan kepadaku demikian." Kami berkata: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui", dan berkata: "Allah akan pelihara dirinya, hartanya, keluarga dan anaknya serta diselamatkan dari adzab Qubur dan ia akan melewati as-Shirath seperti kilat tanpa dihisab, dan tidak disiksa."

Keterangan: Hadits ini Maudhu’ Kata Ibnul Jauzi: ‘Hadits ini palsu dan kebanyakan rawi-rawinya adalah majhul (tidak dikenal biografinya).’[Lihat : Al-Maudhu’at Ibnul Jauzy (II/123), Al-Maudhu’at Ibnul Jauzy (II/123), Al-Fawaa’idul Majmu’ah fil Ahaadits Maudhu’at oleh as-Syaukany (no. 144), dan Tanziihus Syari’ah al-Marfu’ah ‘anil Akhbaaris Syanii’ah al-Maudhu’at (II/89), oleh Abul Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Araaq al-Kinani (wafat th. 963 H).]


Kedua : Puasa satu hari di bulan Rajab

Sumber Hadits : "Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab (ganjarannya) sama dengan berpuasa satu bulan."

Keterangan : Hadits ini sangat lemah

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh dari Abu Dzarr secara marfu’.

Dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama al-Furaat bin as-Saa’ib, dia adalah seorang rawi yang matruk. [Lihat al-Fawaa-id al-Majmu’ah (no. 290)]

Kata Imam an-Nasa’i: "Furaat bin as-Saa’ib Matrukul hadits."Dan kata Imam al-Bukhari dalam Tarikhul Kabir: "Para Ahli Hadits meninggalkannya, karena dia seorang rawi munkarul hadits, serta dia termasuk rawi yang matruk kata Imam ad-Daraquthni. [Lihat adh-Dhu’afa wa Matrukin oleh Imam an-Nasa’i (no. 512), al-Jarh wat Ta’dil (VII/80), Mizaanul I’tidal (III/341) dan Lisaanul Mizaan (IV/430).]


Ketiga : Puasa satu hari dan sholat 4 rakaat dengan bacaan tertentu

Sumber Hadits : "Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab dan shalat empat raka’at, di raka’at pertama baca ayat Kursiy seratus kali dan di raka’at kedua baca surat al-Ikhlas seratus kali, maka dia tidak mati hingga melihat tempatnya di Surga atau diperlihatkan kepadanya (sebelum ia mati)."


Keterangan : Hadits ini Maudhu’
Kata Ibnul Jauzy: "Hadits ini palsu, dan rawi-rawinya majhul serta seorang perawi yang bernama ‘Utsman bin Atha’ adalah perawi matruk menurut para Ahli Hadits."[Al-Maudhu’at (II/123-124).]
Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-’Asqalany, ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah rawi yang lemah. [Lihat Taqriibut Tahdziib (I/663 no. 4518)]


Keempat : Puasa dengan jumlah hari tertentu

Sumber Hadits : "Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barang siapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah."


Keterangan: Hadits ini Palsu
Hadits ini termaktub dalam kitab al-Fawaa’idul Majmu’ah fil Ahaadits al-Maudhu’ah (no. 288). Setelah membawakan hadits ini asy-Syaukani berkata: "Suyuthi membawakan hadits ini dalam kitabnya, al-Laaliy al-Mashnu’ah, ia berkata: "Hadits ini diriwayatkan dari jalan Amr bin al-Azhar dari Abaan dari Anas secara marfu’."

Dalam sanad hadits tersebut ada dua perawi yang sangat lemah:
[1]. ‘Amr bin al-Azhar al-’Ataky.
Imam an-Nasa-i berkata: "Dia Matrukul Hadits." Sedangkan kata Imam al-Bukhari: "Dia dituduh sebagai pendusta."Kata Imam Ahmad: "Dia sering memalsukan hadits." [Periksa, adh-Dhu’afa wal Matrukin (no. 478) oleh Imam an-Nasa-i, Mizaanul I’tidal (III/245-246), al-Jarh wat Ta’dil (VI/221) dan Lisaanul Mizaan (IV/353)] [2]. Abaan bin Abi ‘Ayyasy, seorang Tabi’in shaghiir.
Imam Ahmad dan an-Nasa-i berkata: "Dia Matrukul Hadits (ditinggalkan haditsnya)." Kata Yahya bin Ma’in: "Dia matruk." Dan beliau pernah berkata: "Dia rawi yang lemah." [Periksa: Adh Dhu’afa wal Matrukin (no. 21), Mizaanul I’tidal (I/10), al-Jarh wat Ta’dil (II/295), Taqriibut Tahdzib (I/51, no. 142)] Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Syaikh dari jalan Ibnu ‘Ulwan dari Abaan. Kata Imam as-Suyuthi: "Ibnu ‘Ulwan adalah pemalsu hadits." [Lihat al-Fawaaidul Majmu’ah (hal. 102, no. 288)

Silahkan baca juga :
1. Hadits-Hadits Palsu Tentang Keutamaan Sholat dan Puasa di Bulan Rajab
2. Penjelasan Para Ulama tentang Masalah Bulan Rajab

1 komentar:

Anonymous said...

jangan kamu mencap sebuah hadis sebagai hadis palsu,walau pun hadis itu lemah,tapi kamu jangan berani-berani mencap hadis itu palsu,karena muslim yang mencap kepada sebuah hadis yang mau'du adalah hadis palsu Walau hualam sudah keluar dari agama islam, apalgi isi hadis tersebut tentang kebaikan ,bukan maksiat,
pantesan di sebut kafir oleh temen kamu sendiri

My Readers