Saturday, August 22, 2009

Ramadhan PertamaKu

penulis asmaul chusna |


Menjelang maghrib aku merasa tidak tenang... Rencana menelfon umi masih belum terlaksana semenjak pagi. Padahal sebelum tidur sudah kuagendakan untuk menelfon umi. Kulihat jam analog ponselku menunjukkan pukul 17.20, setelah mendapat telfon dari orang jauh:P

Sambil menunggu angkot yang tidak juga nongol, hati semakin gelisah... Kapan nih telfon umi, ramadhan hampir datang. Akhirnya ramadhan datang bersama dengan kumandang adzan maghrip di kota Malang. Yah... maafkan anakmu umi... belum sempat menghubungi. 20 menit perjalanan dari perempatan Dieng Plaza, akhirnya aku sampai di daerah Kerto-kerto [area Kost mahasiswa Brawijaya]. Agak aku percepat langkahku bersama sahabatku, Eni, sambil bertanya dalam hati, "ada wartel yang buka nggak ya?? ni pulsa lagi mepet juga".

Pukul 18.14 lebih sekian detik aku berhasil menemukan wartel, dari segera kupencet tombol pesawat telfonnya. Bismillah, 03*5**13**. Tuuuut...tuuuuut.....

"assalamu'alaikum....", suara umi ditelfon membuat air mata berderai-deraiT.T
"sinten niki..." walah tambah banter nangisku...
" wa'alaikum salam, chusna bu..." jawabku..
" oh... sehat??? nggak muleh tho?? kapan mulihe???" berondong umi... tambah bersalah saja aku...
Pikiranku segera melayang ke rumah. Pasti umi sedang siap-siap untuk tarawih dan tadarus... sibuk menyiapkan sahur untuk adekku...
Hhhh... pasti umi nangis juga deh... maklum dirumah cuman berdua sama adek... pasti deh umi inget abah... pasti deh umi bilang -anak-anakku di malang dan di Yogya makan sahur pake apa ya???-
Wuuah, membayangkannya tambah seru nangisnya :P
Setelah bebrapa menit ngobrol, akhirnya ku tutup dengan permintaan maafku sambil nangis2 hehehe...
and the last word, that never forget... " aku sayang ibu...."
Wuuuaaaaah.... lueeega.... finnaly.... semua tersampaikan... alhamdulillah...

Aku kembali teringat pada memori lama, saat masih belum berani bilang "sayang" dengan umi. Rasanya biasa saja saat datang dan pergi dari rumah. Tidak ada berat saat meninggalkan rumah, tidak ada rasa kangen saat berada jauh dari rumah dan tidak ada rasa bahagia saat datang kembali... Tetapi setelah membiasakan ucapan "sayang" ke umi... semua menjadi tidak sama lagi... Mungkin awalnya akan canggung.. tapi efeknya sangat luar biasa... Sudahkan anda melakukannya pada ibu anda??
Janganlah bangga saat lidah anda dengan mudahnya mengucap kata "sayang" pada orang lain jika pada ibu anda sendiri anda belum melakukannya...

===========

Ramadhan pertamaku tahun ini memang sangat berbeda... rasanya, semangatnya... semuanya...
Bahkan saat adzan isya' dikumandangkan, rasanya hati ini penuh dengan limpahan perasaan tidak karuan... Pengen nangis karena bahagia bertemu ramadhan kembali, pengen nangis karena jauh dari rumah, pengen minta ampun sama Gusti Allah atas dosa-dosa 11 bulan yang lalu, pengen memanjatkan permohonan sama Gusti Allah untuk target-target 11 bulan kedepan... Banyaaaaaaaaaaak yang ingin dilakukan pas Ramadhan ini... Semoga Allah memberikan kekuatan dan kemudahan pada aku, anda dan semuanya. Amin....

3 komentar:

suaidi said...

tidak ada kata-kata...





(hening)




krik-krik






LANJUTKAN!!

Anonymous said...

seLamat puasa Ramadhan, saLam kenal...

auLia said...

seLamat puasa Ramadhan, saLam kenal...

My Readers